Dulu,pertama kali saya tahu tentang Biting,adalah ketika saya masih SD.
sejak saat itu,saya jadi terobsesi kepada Biting dan Obsesi itu semakin
menggila saat SMA sekarang.
Hari Sabtu kemarin,tanggal 05 September 2013,dengan modal nekad dan uang
seadanya,sepulang sekolah saya bersama seorang teman saya,Roziatul
Khoiriyah pergi ke Biting naik bus.
Awalnya kami bukan ingin ke Biting,tapi ke Selokambang untuk mengikuti
penialian olahraga,namun,ntah karena apa hal itu
dibatalkan.Jadi,berhubung kami berdua memiliki uang,jadi kami berdua
pergi ke Biting hanya untuk memuasakan hasrat kami tentang sejarah
Lumajang.
Kami berdua yang sama sekali belum pernah menginjak Biting yang meskipun
jaraknya tidak terlalu jauh dari wilayah kami,hanya bisa berdo'a dalam
hati agar bisa pulang dengan selamat.
Dengan mengandalakn petunjuk yang sempat saya baca difacebook dulu,saya
mengatakan pada kernet busnya agar berhenti di Biting.
Setelah turun,kami maih bingung,apa benar ini jalannya?
akhirnya diputuskan,saya bertanya pada abang tukang becak dipinggir
jalan.
"
numun sewu,niki dalan seng bade teng Situs biting ta?"tanya
saya.(permisi,ini jalan mau ke Situs Biting kah?).dan dijawab dengan
kata iya oleh si abang tukang becak tadi.
alangkah bersyukurnya saya dan teman saya karena tidak jadi tersesat.
Kami pun berjalan menyusuri jalan,baru beberapa meter,ada musium Situs
Biting disamping jalan,(meski sebenarnya keadaannya tidak cocok disebut
sebagai museum)kami pun tidak menunggu lebih lama lagi untuk
memasukinya.
berada didalam sana,kami berdua terutama saya benar-benar seperti orang
kemaruk
yang baru tahu benda bersejarah (meski hal itu adalah sebuah
kebenaran).didalam sana terdapat sisa-sisa peninggalan kerajaan Lamajang
Tigang Juru yang masih tersisa dan ditemukan.
Dulu,saya punya impian ingin membeli kaos yang dijual disana,pas saya
tanya,ternyata harganya Rp.50.000,hih,dapat darimana saya uang sedang
ini cuma cukup ongkos pulang.
Setelah puas melihat benda bersejarah yang sebenarnya ingin kami foto
tapi tidak ada satupun dari kami yang membawa hp karena Hp kami berdua
tertinggal dirumah,kami melanjutkan perjalanan.
ditemani pohon pohon rindang ditepi jalan,kami terus melangkah hingga
akhirnya kami sampai di Petilasan Arya Wiraraja.
Sesampainya disana,makam tersebut ternyata cukup ramai
pengunjung.Bahkan,ada tata cara untuk masuk kedalam makam dan tata
tertibnya.
kami berduapun masuk dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.
Sampai didalam,kami terpesona.
berada didepan makam Raja Lamajang Tigang Juru jaman dulu,membuat kami
khususnya saya teringat dengan kisah-kisah sejarah yang ada di Lumajang
dan tentang jasa-jasa Arya Wiraraja pada Bumi Majapahit dan Syaekh Abdur
Rahman pada penyebaran islam di Lumajang.
Setelah puas dimakam,kami berencana akan langsung menuju
benteng.Namun,kami tidak tahu jalannya.Dengan segenap keberanian yang
saya pinya,saya memberanikan diri untuk bertanya pada salah seorang
pengunjung tentang letak benteng Biting yang menurut penuturannya
ternyata benteng tersebut terletak di belakang makam dan untuk menuju
kesana,cukup mengikuti jalan saja.
Baru saja kami hendak melanjutkan perjalanan,terdengar adzan
berkumandang.Dengan bingung,kami bertanya dimana letak mushola terdekat
dan jawabannya sangat mengejutkan."Musholanya baru mau
dibangun,dek".dengan terbengong-bengong kamipun menanyakan letak
masjidnya,beruntung masjid itu tidak terletak begitu jauh.
Selesai sholat,kami membeli berbagai macam makanan sebagai bekal untuk
kami makan di Benteng nanti.
Kamipun mengikuti petunjuk dengan m,engikuti jalan disamping makam.Saya
kira jalannya tidak terlalu jauh,ternyata cukup jauh juga.Jalan ini
sudah ditandai dengan bunga yang ditanam disepanjang jalan yang akan
menuju ke situs.
Sampai disitus,ternyata ada 2 orang pria.
kamipun langsung naik keatas.Sampai diatas,sungguh tak terduga
saudara-saudara,sepatu saya
jebol alias rusak.Hal itu otomatis
memaksa saya untuk
nyeker.melihat dua orang pria dibawah,saya
nekad turun kebawah lagi untuk mencoba bertanya beberapa pertanyaan
kepada mereka.kata teman saya sich,saya
macak-macak jadi
wartawan.hahaha....
dari percakapan dengan bapak itu,saya jadi tahu kalau sungai disamping
benteng yang mengelilingi desa ini adalah Sungai Bondoyudo dan benteng
ini akan segera dibangun dan masih akan terus dilakukan
penggalian.betaapa saya senang dengan hal itu.
waktu menunjukkan pukul 16.30,dan kami harus segera pulang.
kami terutama saya yang saat itu tengah
nyeker benar benar harus
berjuang karena kami lelah.
sampai dijalan besar,kami masih harus menunggu bus antar kota yang akan
lewat dan itu sangat lama.
karena bosan kami memutuskan menunggu sambil berjalan dengan membaca
sholawat seadanya.Bukan apa-apa sich,cuma untuk mengurangi kadar
kebosanan.Setelah sekitar 1km kami berjalan,rasa lelah semakin menjadi
dan kaki saya mulai terasa sakit.
Dengan membuang ego kami sebagai wanita jauh-jauh,saya memberanikan diri
menyetop sebuah mobil yang melaju kearah yang kami tuju.tidak perlu
sampai ke tempeh,cukup ke lampu merah.
Syukurlah,setelah mencoba sekitar 3 kali,akhinya ada sebuah mobil yang
bersedia berhenti dan mengantar kami berdua ke gladak merah,suatu tempat
yang ridak jauh dari lampu merah.
dari sana,kami naik
kol ke tempeh.
kami sampai Tempeh ketika
adzan magrib telah berkumandang hingga kami putuskan untuk mampir ke
masjid untuk mengambil hadiah yang telah Tuhan berikan kepada kami.setal
itu,barulah kami berdua berpisah dan pulang kerumah masing-masing
dengan selamat.
Saya pulang membawa 1 pertanyaan,Di Situs Biting,semua batu bata
peninggalannya memiliki ukiran.Yang menjadi pertanyaan saya adalah
Apakah mereka pada zaman dahulu mengukir batu bata itu satu per-satu?
Adakah yang bisa membantu menjawab????