Secara geografis, Lumajang
terletak pada suatu dataran antar pegunungan (intermountain plain). Hal ini disebabkan oleh kedudukan kota
tersebut yang dikelilingi oleh pegunungan vulkanik dengan puncak-puncaknya
berupa gunung api yang aktif. Keadaan semacam itulah yang menyebabkan daerah
Lumajang dan sekitarnya merupakan lahan pertanian yang subur (Sunarto: 1990). Kabupaten
Lumajang memiliki 197 Desa yang tergabung menjadi 16 kecamatan dan salah
satunya adalah kecamatan Sukodono. Salah satu desa di kecamatan Sukodono, yaitu
Desa Kutorenon, terdapat peninggalan arkelogis klasik dalam skala yang cukup luas.
Peninggalan di Desa Kutorenon dikenal dengan sebutan Situs Biting.
Salah
satu sumber tertulis yang menyebut nama Kutorenon adalah Kakawin NagaraKrtagama
atau yang berjudul asli Desa Wrnana. Kutorenon tertulis dalam pupuh ke-21
sebagai salah satu daerah yang dilalui Hayam Wuruk dalam perjalanannya ke
Lumajang. Nama tempat yang disebutkan adalah Jaladi, Patalap, Arnnon,
Panggulan, Payaman, dan Tepasana. Nama Arnnon inilah yang kemudian
diidentifikasi sebagai Kutorenon di era sekarang.
Situs
Biting memiliki luas 135 ha, memiliki
sisa struktur tembok keliling dari bata di beberapa bagian di sepanjang Sungai
Bondoyudo, Sungai Winong, Sungai Cangkring, Sungai Ploso serta memiliki 6
menara pengintaian atau pangungakan
di beberapa kelokan sungai-sungainya. Situs Biting sebagai benteng pertahanan
ibu kota kerajaan Lamajang Tigang Juru dibangun dengan memanfaatkan medan
lingkungan di sekitarnya. Di sebelah utara Situs Biting, masuk dalam Kecamatan
Klakah merupakan kawasan gunung dan berbukit tandus. Hal ini menjadi benteng
pertahanan alami jika terjadi peperangan sehingga wilayah Ibu Kota bisa
diselamatkan terlebih dahulu. Benteng Situs Biting dibangun dengan mengikuti
kontur sungai. Hal ini memberikan pengamanan ganda terhadap ibu kota terhadap
serangan musuh.
Dalam
teori Daerah Batas atau Rimland yang
dikemukakan oleh Nicholas J. Spyman dijelaskan bahwa siapa yang mampu
mengkombinasikan kekuatan darat , laut, dan udara akan menguasai daerah batas
antar bangsa secara permanen dan abadi. Pemikiran yang sama muncul dalam
pembangunan Situs Biting yang diestimasikan dibangun sejak jaman Majapahit dan
terus mengalami pembaharuan hingga masa Mataram Islam (abad 14 M – 17 M)
(Novida Abbas :1988). Arsitek pembangunan Situs Biting yang diduga adalah Arya
Wiraraja, memanfaatkan posisi Desa Kutorenon sebagai Ibu Kota kerajaan Lamajang
Tigang Juru yang secara posisi berada pada garis tengah dimana bagian selatan
dilindungi oleh perbukitan dan Gunung Semeru, bagian barat dilindungi oleh
pegunungan dan perbukitan Bromo-Semeru, bagian utara dilindungi adalah
pegunungan Bromo dan Gunung Lemongan, serta bagian selatan terlindung dengan
kontur pantai selatan yang berombak besar.
Disini,
Arya Wiraraja memanfaatkan posisi pegunungan dan perbukitan yang melingkar
sebagai pertahanan awal jika terjadi penyerangan terhadap kerajaan.
Perlindungan Ibu Kota menjadi hal utama. Hal inii dilihat dari pembangunan
benteng yang selain memanfaatkan kontur alam yang berbukit, juga memanfaatkan
sungai-sungai besar. Desa Kutorenon memiliki sungai-sungai besar yang saling
melingkar dalam luas 135ha dan kemudian menggabung menjadi satu dalam Sungai
Bondoyudo. Melihat potensi ini, Arya Wiraraja mencoba menambahkan pengamanan
ibukota dengan menambah pembangunan benteng disekeliling sungai. Dengan jaminan
keamanan yang sangat tinggi, akan menarik kedatangan masyarakat luas baiki
untuk menetap maupun untuk berdagang. Point tambahan disini adalah adanya
sungai disekeliling benteng, yang bukan hanya sebagai pengaman tambahan, tetapi
juga mempermudah transpostasi jalur air yang merupakan transportasi perdagangan
utama di era klasik. Dengan semua hal yang dimiliki ibu kota kerajaan Lamajang
Tigang Juru, daari pertahanan hingga kemudahan transportasi air, menjanjikan
kebesaran dimasa depan sebagai penguasa daerah batas yang sulit ditembus.
Sumber :
Nastiti, Titi Surti, dkk. 1995. Laporan Survey di Kabupaten Lumajang
Provinsi Jawa Timur 1990. Jakarta : Puslit Arkenas.
Hidayat, Mansur. 2013. Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru. Denpasar
: Pustaka Larasan.
MAJUTOTO
ReplyDeleteSilahkan datang dan daftarkan diri anda sekarang juga..
hanya di sini JP berapapun di bayar. discount 29%/59%/66%
Banyak Promo Menanti Anda!
* Minimal deposit 50.000 dapatkan bonus sampai dengan 100.000
* Bonus Next Deposit 5%
WA : +6282272437922
LINE : @majutoto
LINK ALTERNATIF : Jerukpurut.com