Menu

Tuesday, 16 December 2014

Ironi Tanah Air Kecilku

Lumajang bagi banyak orang mungkin hanyalah sebuah kota kecil yang tak ada artinya. Namun dalam pandangan mataku, Lumajang jauh lebih berarti dari apa yang mereka pikirkan. Aku lahir dan besar di Bumi Lumajang ini, Tanah Air Kecilku yang amat aku cintai. Dari ujung Utara yang tandus hingga ujung selatan yang subur penuh bahan tambang, tak pernah ku lihat hal-hal yang penuh dengan kehijauan selain di Bumi Lumajang ini. Daerah yang pernah menjadi Lumbung padi Jawa Timur ini penuh dengan hamparan hijau permadani padi maupun begitu banyak rumpun pisang.

Thursday, 11 December 2014

Logika Mystika ataukah Ilmu Pasti????

sebelumnya, ini hanyalah pemikiran pribadi saya setelah membaca karya Tan Malaka yang berjudul MADILOG ( MATERIALISME, DIALEKTIKA, LOGIKA). meskipun membaca baru sampai pertengahan bab III, tapi otak ini rasanya sudah seperti diperas habis-habisan. yang menarik untuk dibahas sejauh ini adalah pemikiran Tan Malaka tentang Logika Mystika dan Ilmu pasti. sebagai tokoh komunis, saya sudah bisa menduga jika Tan Malaka pasti akan condong terhadap Ilmu Pasti dan memang begitulah adanya.

Monday, 13 October 2014

Candi Agung

Inventarisasi  Daya Tarik Wisata Budaya dan Alam di Kab. Lumajang
Nama Situs :  Candi Agung (Candi Gelisah)
Apa potensi menarik dari situs tersebut :
Candi Agung merupakan salah satu peninggalan sejarah dan budaya yang ada di Lumajang. Situs ini berupa struktur candi yang bisa dibilang paling baik yang pernah ditemukan di Lumajang. Letaknya yang ditengah-tengah persawahan, membuat suasana sekitar sangat menyenangkan untuk tamasya.
Candi ini memiliki sebuah lubang besar di salah satu sisinya. Ada yang mengatakan lubang tersebut diambil oleh pencuri yang mengambil peripih yang memang selalu ada didalam makam-makam raja zaman dahulu. Namun adapula yang mengatakan, bahwa lubang tersebut dibuat saat dulu Pemerintah Belanda memugar candi ini dan mengambil peripihnya.

Stasiun Tempeh dan Stasiun Mojoer Satu

apa yang pertama kali ku pikirkan saat ada diskusi menyangkut peninggalan kolonial di Lumajang? tidak ada. Aku tidak pernah berfikir jika stasiun tempeh itu pantas dijadikan cagar budaya, aku tidak pernah mengerti jika gudang pertanian dan gudang tembakau di Lempeni juga merupakan peninggalan Kolonial. dan yang paling membuat ku heran, kenapa runtuhan jembatan Mujur yang kudatangi setiap Minggu, tidak pernah masuk ke kepalaku sebagai tempat yang bersejarah -_-

Thursday, 25 September 2014

Candi Bethari Durga

Inventarisasi  Daya Tarik Wisata Budaya dan Alam di Kab. Lumajang
Nama Situs :  Candi Betari Durga
Apa potensi menarik dari situs tersebut :
Candi Betari Durga merupakan sebuah Candi yang baru ditemukan beberapa tahun lalu. Letaknya yang berada disekitar persawahan dan lokasi pembuatan batu bata, membuat tempat tersebut sangat menyenangkan untuk dikunjungi. Sebelah barat candi ini adalah kebun jeruk milik warga, dan sebelah selatan adalah tempat pembuatan batu bata jadi, selain mengunjungi candi, kita juga bisa melihat langsung proses pembuatan batu bata.

Wednesday, 16 July 2014

Penggalangan Dana Untuk Museum Swadaya Situs Biting

Senin, 14 Juli 2014, beberapa siswa dari SMA/SMK di Kabupaten Lumajang(SMAN TEMPEH, SMKN TEMPEH, SMK MUHAMMADIYAH) melakukan aksi penggalangan dana disekitar tugu Adipura dan Alun Alun kota Lumajang. Penggalangan dana ini sendiri bertujuan untuk membantu Museum Swadaya Masyarakat di situs Biting yang kondisinya sudah sangat parah, bahkan dibeberapa bagian sudah ambrol. 
Karena tidak adanya bantuan dari pemerintah, maka diadakanlah upaya penggalangan dana untuk museum tersebut, salah satunya seperti yang telah dilakukan pada hari Senin sore tersebut.

Wednesday, 18 June 2014

Story About XI IPA 2 (BIOLOGI) SMA Negeri Tempeh

Suatu kebahagiaan bagi aku yang pernah sekelas sama kalian semua. Yach inilah kami, 23 orang anak XI IPA 2 yang memiliki beribu kisah yang akan selalu kita kenang untuk selamanya.
SMATA, july 2013-june 2014.

Friday, 13 June 2014

[TRANS+PICS] 140612 Tohoshinki Live Tour 2014 ~TREE~ in Hiroshima (Day 2)


Changmin is waayyy too excited about the World Cup! During the introduction of the new single, he started singing "goal!! goal!! goal!! ole ole ole! ♪" and pretending to shoot a soccer ball. Yunho then apologized to the audience on behalf of Changmin, saying "I'm sorry, I'm so sorry about this..."cr. y_loves_c
"He went on a samba spree again. Shim Changmin. 26 years old." (cr MCM_0218)
"Yunho lost the Rambo jankenpon, he went back to the main stage pretending to fight and throw grenades everywhere when the Great Changmin called him back. Changmin as well feigned throwing grenades around and made a cartwheel on one hand, then, with a knee on the floor, he did as if he'd been shot and feigned being in pain."cr. MCM_0218
Last greeting: "Changmin hugged Tetsu-san and they went around twirling on themselves. Then not to lose to him, Yunho did the same with Kakiyan" cr. MCM_0218
Changmin: "in June 2010, it was the World Cup. I was planning to go watch it this year but thanks to everyone here, Shim Changmin is stuck standing here. Yet I was thinking maybe things would have calmed down a little for us in 2014..."
Yunho: "Changmin had plans to go see the 2014 World Cup. Please go in 4 years from now on."
Changmin: "Cos it'll have calmed down in 4 years right?~"
Bigeast: EEEEEEHH!!!
Changmin: "Aaaah... I, Shim Changmin, standing on the World Great Stage (TN: meaning the World Cup)... just imagining it my heart is pounding!"
Yunho: "As for me... rather than the World Cup, I'm looking forward to the our new song~"
Changmin: "June 2014, the World Cup. Passion so hot it cannot be held back...!!"
At that part Changmin started singing "goal goal goal!! ole ole ole!!" and danced samba, until eventually...
Yunho: "Well, anyway, please listen to our new song, SWEAT!" cr. MCM_0218
This time as well, to make him stop Changmin fired water at Yunho using the straw of his water bottle. Yesterday it was in the neck and chest, but today it was in his face!!
Yunho yelled "Aaa- coooo- COOOOOOOLD!!!" - (;_;) so cute cr. m_m_tvxq
"Even during the end roll, fans kept chanting "Tohoshinki" for a long while, amazing!" (cr m_m_tvxq)
"Ouuch! It huuurts!! It got in my knee!! It's your fault everyone if today I can't dance! Yet I won (at the jan-ken-pon), I won!! Aaah I'm not lying my knee really got hurt! You all in Hiroshima, you're horrible people!!"
Changmin, while pretending to be shot in the knee when he imitated Rambo: cr m_m_tvxq
Yunho: "Changmin you really like Sylvester Stallone ne~"
Changmin: "Is it ok if I speak my mind here? It's not like I'm a huuuuuuge fan but rather... there's no one who'd say "I HATE HIM" about him... isn't it?"
Yunho: ".... ACTION!"
Changmin: "I'M RAMBO!!! Do-do-do-do!!!" *pretending to fire a gun* cr m_m_tvxq
YH: Changmin you're sweating a lot~
CM: Riiight
YH: Sexy~~♡♡♡
BE: AHJSGJSGK
CM: Please don't have such interests. cr:(m_m_tvxq)
Yunho's mic stand got caught in his jacket when he twirls it around during his solo. (m_m_tvxq)
Changmin: "Hiroshima is suuuu~per hot!!" This Hiroshima, the speaker (=himself) loves it more than Bali!" (m_m_tvxq)
Yunho (explaining about the KYHD move): "You need to practice ne~"
Bigeast: "Keep your head dooooown~ "
Yunho: "Practice was good!"
Bigeast: ................
Yunho: "What's with that kind of atmosphere!!!" *laughs*
Changmin: "Somehow I feel sorry now..." cr. m_m_tvxq
Changmin: "If you know about the Big Tree picture book, please raise hands!"
BE: *raise hands*
Changmin: "Soooo... if you read that book, please raise hands!"
Yunho: "....there are more people who said they read it than people who said they know about it."
Changmin: "Don't make fools of us, you!"cr. m_m_tvxq
As Changmin wasn't coming out from backstage:
Yunho: "Ah Changmin isn't ready yet..." then he kept on talking alone, making the MC stretch, when suddenly...
Changmin (in dialect): "I looove Hiroshima!" *pops out* cr. misaunyo
Yunho: "Seeing everyone's smiles, I thought, "this is what I live for"..."
Credit : as tagged
Via : DBSKnights
Shared by : Shim Changmin Tunisian Fans

Monday, 9 June 2014

Kim Jaejoong – ‘싫어도 (Though I Hate It)’ MBC Triangle OST Lyrics & Translation

Bpq DSZ6 CEAE1oj0 jpg large

Romaji
amu geotdo neukyeo jiji anha
amu geotdo gieok na ji anha
oerowo hagi sireodo neul honja igie
sireodo sireodo
jugi boda himdeun gwa geoilka
saenggakhagi sireun moseub ilka
geuge eotteon irirado jigeum salgo itgie
sumswineun iyun algo sipjanha
ya haneura naege daedaphae jura
yasokhage nal tteonagan dangsin
naege namgin jajon simeun beorilge
hwaga nado chameulge gidarigo itjanha
iyu moreul heojeon hameul chaewo
uimi eopneun seulpumeul tto masyeo
eonje buteo ireon geonji ibe buteun norae e
na honja chwihae ulgo utjanha
ya haneura naege daedaphae jura
yasokhage nal tteonagan dangsin
naege namgin jajon simeun beorilge
hwaga nado chameulge gidarigo itjanha
hoksi moreuge nal manna do byeonhae beorin nareul bo ado
urin saranghanikka
yaksokhaetdeon geumal gieokhae jura
ulgo itdeon nae moseup gwa gati
manhi himdeureosseo bogosipeosseo
i mareun haji mothae
igi jeogin na jiman

Korean
아무것도 느껴지지 않아
아무것도 기억나지 않아
외로워하기 싫어도늘 혼자이기에
싫어도 싫어도
죽기보다 힘든 과거일까
생각하기 싫은 모습일까
그게 어떤 일이라도 지금 살고
있기에 숨 쉬는 이윤 알고 싶잖아
야 하늘아 내게 대답해주라
야속하게 날 떠나간 당신
내게 남긴 자존심은 버릴게 화가
나도 참을게 기다리고 있잖아
이유 모를 허전함을 채워 의미
없는 슬픔을 또 마셔
언제부터 이런 건지
입에 붙은 노래에
나 혼자 취해 울고 웃잖아
야 하늘아 내게 대답해주라
야속하게 날 떠나간 당신
내게 남긴 자존심은 버릴게 화가
나도 참을게 기다리고 있잖아
혹시 모르게 날 만나도 변해버린
나를 보아도 우린 사랑하니까
약속했던 그 말 기억해주라 울고
있던 내 모습과 같이
많이 힘들었어 보고 싶었어
이 말은 하지 못해
이기적인 나지만

Translation
I don’t feel anything
I don’t remember anything
Even though I don’t want to be lonely
Even though I don’t like being alone
Is the past more difficult than dying?
Is it something I don’t want to think about?
Whatever that may be, because I’m alive right now
I want to know the reason
Hey sky, answer me
You have cruelly left me
Making me throw away my last bit of pride
Even if I get angry, I’ll hold it in
I am waiting
I fill up this emptiness that I have without a reason
I’ll drink in the meaningless sadness
Since when was I like this?
I am drunk alone with the song I’m singing all the time
Crying and laughing
Hey sky, answer me
You have cruelly left me
Making me throw away my last bit of pride
Even if I get angry, I’ll hold it in
I am waiting
Even if you run into me
Even if you see the changed me
Because we’re in love…
Remember the words we promised
Just like you see me crying
It was really hard, I missed you
Although I’m selfish because I couldn’t say those words

Credit: melon (kor)+ popgasa.com (eng) + pinkrazy (rom)

Saturday, 7 June 2014

exploring the natural of Tambuh Mountain, Pasirian Lumajang East Java



Petualangan tak terlupakan



                                                                  Pendakian Pertama



                                                                   Pendakian Kedua





hari Libur tiba... pagi itu ditemani dengan sinar Matahari yang mengintip malu dicelah-celah pepohonan kami berangkat.
bagi masyarakat luar daerah Tempeh dan Pasirian, nama Puncak Rangga dan Gunung Tambuh pastilah terdengar asing. Namun, bagi kami, kedua bukit yang menyerupai gunung itu adalah hal yang sangat familiar.
memang, sampai saat ini satwa liar didaerah tersebut masih ada meskipun tidak sebanyak dulu.
Kijang, Monyet, hingga burung-burung langkapun sering dijumpai masyarakat disana.
Kami mengawali perjalanan ini dengan mencari kendaraan yang bisa mengangkut kami sampai ke desa Condro, Pasirian. ada beberapa pilihan untuk kesana. yang pertama naik Angkutan umum atau menumpang truk.
pada perjalanan pertama, kami memilih untuk menumpang mobil PLN. dan pada perjalanan yang kedua kami memilih untuk naik angkutan umum karena banyaknya anak yang ikut.
pengalaman yang tak mungkin bisa dilupakan semua yang turut menikmati perjalanan ini adalah saat dimana kami menempuh jalur yang tidak pernah dilalui pendaki lain. kami harus berjalan merayap di samping tebing batu yang berada di Puncak Rangga, tanpa pengaman. masih jelas dibenak saya saat pertama kali saya mencobanya. yang ada dalam benak saya saat itu, adalah jika saya terjatuh dari tebing ini, saya pasti mati. tapi tentu saya tidak terjatuh. Thanks for mas Tulus yang membantu saya menuruni batu di Puncak Rangga untuk pertama kali dan kepada mas Salis yang membantu saya turun di pendakian ke dua.

Setelah menyelesaikan Puncak Rangga yang memiliki dua puncak itu, kami melanjutkan perjalanan ke Gunung Tambu dengan menyeberangi persawahan. di Gunung Tambu inilah fisik kami benar-benar diuji. Dengan manisnya, Bang Karim memutuskan untuk melewati tangga yang menjulang keatas hingga ke bawah pohon beringin diatas gunung Tambu. Jujur saya akui, menaiki tangga dengan mendaki Puncak Rangga jauh lebih melelahkan menaiki tangga. sampai diatas dengan nafas yang tinggal separuh, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak. setelah itu, petualangan yang seru dimulai.


tangga menuju puncak Gunung Tambuh

selama ini, anak-anak Tempeh dan Pasirian cenderung meremehkan Gunung Tambu tanpa mereka ketahui hal yang terkandung didalamnya. saya akui jika saya terkejut. betapa tidak... jika didalam pepohonan Gunung Tambu tersembunyi hutan Pinus dan Hutan Pandan yang sangat mempesona. sayang sekali saya tidak sempat mengambil gambarnya. belum lagi pemandangan antara laut, kebun kelapa, rumah penduduk dengan Gunung Gajah Mungkur yang berbaring dengan anggunnya, menambah rasa kagum saya terhadap gunung-gunungan satu ini.

selama perjalanan, anak-anak asik berceloteh ria termasuk juga saya, yang tidak henti-hentinya mengungkapkan rasa kagum kepada pemandangan yang terhampar didepan mata. tak terasa, kami sampai diantara puncak 1 dan Puncak 2 gunung Tambuh. Kejutan didapat. Bang Karim memutuskan untuk memotong jalur dengan melewati jalur ekstrim. pertama kali dalam hidup saya harus menuruni lembah kalu tidak bisa disebut jurang tanpa menggunakan alat apapun. hanya berbekal tekad dan keberanian, saya hanya bisa berpegangan rumput dan tangan kawan didepan saya, yang dengan baiknya sering mengulurkan tangannya saat saya terjatuh. Thank You so much mas Syarif... :). rumputnya pun dengan manisnya kebanyakan memiliki duri. lengkap sudah penderitaan saya. tak ada pegangan yang enak, jalur licin karena habis hujan ditambah medan yang sangat curam. dengan sangat beruntung saya katakan, betapa saya sangat bersyukur karena terpeleset 3 kali tapi masih baik-baik saja kecuali dengan keadaan celana yang sudah bercampur lumpur. sekali lagi, medan tidak menghendaki kami untuk berjalan, tapi menginginkan kami untuk 'mengesot' selangkah demi selangkah. ;(

dan puncak kejutan dari petualangan kami terhampar didepan mata. 4 tebing batu yang semakin lama kemiringannya semakin mendekati 90 derajat dan kami harus menuruninya tanpa bantuan alat sama sekali. hanya mengandalkan bantuan dari teman-teman yang dengan manisnya telah stand by untuk menjaga kami yang berjenis kelamin wanita. Thanks Guys.... :).
 
                                    bersama teman-teman setelah berhasil menuruni bebatuan

bukan hal mudah memang, namun akhirnya kami mampu untuk melewati rintangan-rintangan itu. kunci yang kami dapatkan adalah semangat, pantang menyerah, saling menolong, dan kekompakan. kami terutama saya pribadi mendapat pelajaran berharga yang tak bisa dinilai dengan apapun. hidup ini harus diperjuangkan. hidup ini tidak hanya tentang bagaimna cara menuju sukses dan menjadi kaya, berpangkat, lalu dihormati orang banyak. bukan itu. terkadang kita memang sering lupa jka jiwa kita juga memiliki hak untuk merasakan apa yang disukainya. kita terlalu menjaga image kita di masyarakat hingga kita lupa tentang bagaimana diri kita yang sebenarnya. kita terlalu sering berbuat baik pada orang lain, tapi kita sangat jarang berbuat baik pada diri kita sendiri. kita terlalu sering mengikat diri kita pada aturan agar kita dinilai baik oleh orang lain hingga kita tidak pernah membiarkan diri kita bebas menjalankan apa yang kita mau.

so, jadilah diri sendiri selama itu tidak melanggar agama dan hukum. selama itu baik bagi diri kita dan membuat hidup kita lebih bahagia.... :)

 
      Bersama mas Syarif                                             Bersama mbak Pratiwi


Wednesday, 14 May 2014

perbedaan jawa surakarta dan jawa yogyakarta

dilihat dari budaaya batiknya:
Dari segi warna batik Surakarta memiliki latar dominan adalah sogan atau coklat kekuningan. Sedangkan batik Yogyakarta mempunyai latar warna yang gelap atau hitam dan terang putih dengan ornamen coklat atau indigo.
Pada pemakaiannya mode fashion batik Surakarta cenderung terbuka dan uniseks. Sedangkan batik Yogyakarta diatur dalam berbagai tingkatan. Sedangkan pada ‘motif larangan’nya berbeda, motif larangan pada batik Surakarta diantaranya udan riris, modang, dan cemungkiran. Sedangkan pada batik Yogyakarta memiliki beberapa motif diantaranya sawat, gurdo, dan parang gurdo. S

Thursday, 8 May 2014

Green Care penanaman di Jalur Lintas Selatan

Green Care penanaman di Jalur Lintas Selatan
                Beberapa waktu yang lalu, green care volunteer kembali melakukan penghijauan di daerah Jalur Lintas Selatan(JLS). Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari penanaman 1500 bibit yang telah dilakukan sekitar 3 tahun yang lalu dalam rangka merealisasikan penanaman sejuta pohon. Dan kali ini, Green Care Volunteer menyulami (mengganti tanaman yang mati) tanaman disana.dalam jangka waktu 3 tahun, ada sekitar 300 bibit yang harus diganti karena tidak mampu bertahan hidup.
                Well, terima kasih kepada dinas perhutani yang telah bersedia menyediakan bibit untuk kegiatan ini. Jika program ini terus berlanjut, maka bersiaplah kader Green Care berikutnya untuk merawat tanaman-tanaman ini dengan penuh kasih sayang.
                Tidak bisa dipungkiri, jika tanaman akan tumbuh dengan baik jika kita menyayangi mereka dengan sepenuh hati. So, buat seluruh warga SMATA, tetaplah melakukan kegiatan peduli lingkungan karena kita sebgai warga sekolah yang sudah mencapai tingkat adiwiyata mandiri, wajib menjadi duta lingkungan. Lupakan hal-hal besar. Mulailah dari diri sendiri dengan membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan hair dryer dan kendaraan bermotor. Jangan lupa untuk mengurangi sampah plastik agar anak cucu kita kelas juga bisa merasakan betapa nikmatnya tanah jawa yang subur ini. Dan jangan menghambur-hamburkan SDA untuk hal-hal yang tidak berguna. Mungkin bagi kita yang hidup pada masa sekarang, setets air tidak berarti apa-apa karena kita punya cukup persediaan, tapi bagaimana dengan 10 tahun kedepan jika kita tidak memperdulikan lingkungan?
                Jangan berharap kita masih bisa menghirup udara segar dipagi hari jika saat ini kita tidak peduli dengan perubahan iklim akibat pemanasan global. Let’s start keep our land from global warming and try to learn our child about tree, land, water and fresh air. Untuk semua kader Green Care Volunteer, tetap laksanakanlah tugas kalian di kader masing-masing. Tetapkan pada hati kalian perasaan cinta pada lingkungan sekitar dan tularkan perasaan itu pada orang-orang disekitar kalian. Go Green….

                By: Wulan_XI-IPA 2

BUDAYA MENGHUKUM DAN MENGHAKIMI PARA PENDIDIK DI INDONESIA

BUDAYA MENGHUKUM DAN MENGHAKIMI PARA PENDIDIK DI INDONESIA
Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. Maaf Bapak dari mana?

Dari Indonesia,jawab saya.

Dia pun tersenyum.

BUDAYA MENGHUKUM

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.

Saya mengerti, jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini, lanjutnya. Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement!  Dia pun melanjutkan argumentasinya.

Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat, ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.

Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai A, dari program master hingga doktor.

Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.

Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut menelan mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

***

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.

Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.

Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.

Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan, ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti

Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.

Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan gurunya salah. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

MELAHIRKAN KEHEBATAN

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya.

Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas Kalau Nanti dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.
#Copas dari Copasan
                Dari tulisan diatas, marilah kita berfikir. Ada berapa pengajar yang benar-benar menyelami kondisi murid? Melihat dari sudut pandang seorang siswa bukan sudut pandang dari seorang guru? Jadi, jangan hanya menyalahkan murid jika terus-terusan mendapat nilai buruk. Jangan jadikan nilai sebagai patokan standard, seorang murid telah mencapai titik dimana dia berhasil memahami kompetensi yang diujikan. Sekali lagi, cobalah untuk melihat dari sudut pandang murid. Karena, apa yang menurut guru mudah belum tentu mudah bagi seorang murid. Apa yang mudah bagi murid yang satu, belum tentu mudah bagi murid yang lain. Kemampuan seseorang dalam berfikir itu berbeda-beda. Demikian pula dalam kecepatan menyerap pelajaran. Jika seorang guru menjadikan beberapa murid yang memang pandai sebgai patokan apakah kelas tersebut sudah mengerti atau belum, tentu hal tersebut akan sangat merugikan bagi murid yang memiliki kapasitas otak dibawah rata-rata. Saya yakin, jika seorang guru besar sekalipun juga pernah menjadi seorang murid. Seorang guru yang baik, adalah guru yang menolong muridnya saat menemui kesulitan. I’m sure that we are know about that.
                Tapi, sebagai seorang murid, ijinkanlah saya mengemukakan pendapat. Saya pernah menjumpai sebuah pertanyaan di facebook yang diajukan oleh akun sampoerna foundation tentang system pendidikan di Indonesia.Jujur, saya senang mendapat pertanyaan seperti itu. Saya langsung menjawab “ system pendidikan di Indonesia yang mengedepankan nilai menurut saya sangat salah. Guru bukanlah penilai, tapi seseorang yang menjadi fasilisator. Mereka memiliki kewajiban untuk mengajarkan seorang murid tentang apa yang belum dimengerti oleh murid, juga wajib untuk menjawab apapun yang ditanyakan oleh murid. Sebenarnya, system pendidikan yang menjadikan nilai sebagai tujuan utama, bagi saya sangatlah perlu untuk dirubah. Siswa menjadi lupa dengan tujuan awalnya belajar. Yang mereka pikirkan saat ini hanyalah bagaimana caranya mendapat nilai baik tanpa peduli bagaimana caranya. Hal ini sangatlah berefek buruk bagi kaum pelajar karena saya sendiri juga ikut merasakan bagaimana tertekannya seorang pelajar ketika mereka harus dituntut agar bisa mendapatkan nilai baik saat ujian berlangsung.”
                Saya tidak mengatakan jika system pendidikan Indonesia buruk, hanya saja pandangan terhadap nilai itu harus dirubah. Tidak selamanya siswa yang selalu mendapat nilai sempurna akan sukses di masa depannya kelak. Begitu juga sebaliknya. Sudah saatnya, jika kebiasaan menabur ancaman yang sering dilancarkan oleh para guru dihentikan untuk masa depan murid yang lebih baik. (^_^)v


By: Wulan_XI-IPA2

Bendera Partai atau Bendera Merah Putih?

Bendera Partai atau Bendera Merah Putih?
"Relakah engkau ketika sepanjang jalan di negerimu ini lebih banyak dipenuhi deretan bendera partai daripada bendera dwi warna sang saka merah putih ?”
 
                Kata-kata diatas adalah sebuah status seseorang yang saya ambil dari Facebook. Menarik menurut saya untuk dibahas. Sebagaimana yang kita ketahui, tidak ada jalan yang bersih dari bendera partai. Bahkan, gang-gang kecilpun menjadi sasaran untuk kampanye. Miris jika pikirkan, betapa seringnya kita melihat bendera partai terpajang dimana-mana tapi betapa jarangnya kita lihat Sang Dwi Warna terpajang dimana-mana?
                Salahkah jika saya mengatakan jika Bendera Merah Putih saat ini hanya dikibarkan jika menjelang hari kemerdekaan saja? Bahkan jika ada kunjungan pejabat pemerintahan, yang dikibarkan bukanlah bendera merah putih, tapi umbul-umbul. Ada yang paling mambuat saya geregetan, yaitu saat saya jalan-jalan, saya menemui sebuah kantor yang diberi nama pusat bantuan N.K.RI kalau tidak salah dan itu adalah milik salah satu partai papan atas di Indonesia, tapi betapa mirisnya saat saya perhatikan dengan seksama tidak ada Sang Dwi Warna yang menghiasi kantor tersebut.
                Jika saat ini saja bendera merah putih sudah mulai jarang dikibarkan, bagaimana dengan tahun-tahun yang akan datang? Jika dulu perayaan Kemerdekaan Indonesia selalu dirayakan dengan meriah disetiap kampung, sekarang ini sudah mulai jarang dirayakan. Namun, jika perayaan hari ulang tahun sebuah partai politik selalu dirayakan dengan sangat meriah.
                Kembali pada jalan, bagi saya pribadi, yang menjadi masalah bukan hanya karena pengibaran bendera partai yang berlebih hingga tidak mengibarkan bendera merah putih. Lebih dari itu, pemasangan bendera partai ataupun gambar-gambar Caleg disepanjang jalan bagi saya sangat tidak berperi-ketumbuhan-an. Kenapa? Karena mereka memasang dengan cara memaku di pohon-pohon besar tanpa berfikir apa yang dirasakan si pohon jika dipaku seperti itu. Apalagi, dalam sebuah pohon bisa jadi ada lebih dari satu gambar-gambar caleg ataupun bendera partai. Jika belum menjadi anggota legislatif saja mereka sudah tidak memperdulikan lingkungan, apalagi jika sudah menjadi anggota legislatif ?

                Kalau sudah begini siapa yang salah? Tidak adakah UU yang memuat tentang pelarangan menyakiti tumbuhan dengan gambar-gambar caleg ? Silahkan dijawab sendiri.

Tuesday, 6 May 2014

laporan praktikum fisika

Laporan Praktikum Fisika
Tegangan Permukaan
Oleh:
1.       Roziatul Khoiriah
2.       Wulan agustri ayu

I.                   Teori
Tegangan permukaan zat cair adalah kecendrungan permukaan zat cair untuk menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.Tegangan permukaan zat cair terjadi karena adanya kohesi di bawah zat cair yang lebih besar dari pada kohesi dipermukaan zat cair, sehingga permukaan air akan cendrung mengerut dan membentuk luas permukaan sekecil mungkin.Tegangan permukaan (γ) didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F) dan panjang permukaan (L) dimana gaya itu bekerja.
II.                Alat dan Bahan
1.      Jarum
2.      Kertas tisu
3.      Gelas
4.      Air

III.             Langkah Kerja
1.      Siapkan alat dan bahan
        






2.      Secara perlahan masukkan tisu dan jarum, dengan posisi jarum berada diatas tisu
 
3.      Lama kelamaan, tisu akan tenggelam. Namun jarum akan tetap berada diatas permukaan air.
            


IV.             Analisis data
               Mari kita amati sebatang jarum yang kita buat terapung di permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan. Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum tetap di permukaan air tanpa tenggelam.Gaya ke atas untuk menopang jarum agar tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.Gaya yang diperlukan untuk mengangkat jarum adalah gaya ke atas dijumlah gaya berat jarum (mg).


Wednesday, 19 March 2014

8 sifat yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang pemimpin

Didalam diri manusia, ada 8 sifat yang tidak boleh ditinggalkan jika menjadi pemimpin.
Dalam kesusastraan jawa kuno, delapan sifat tadi telah tergabung menjadi pribadi kepemimpinan yang asalnya diambil dari watak delapan dewa . dewa dewa tersebut ialah Batara Endra, Batara Surya, Batara Bayu, Batara Kuwera, Batara Baruna, Batara Yama, Batara Candra, dan Batara Brama.

1. Batara Endra
 sifat Batara Endra adalah tegas, ingin bumi ini aman, tidak pandang bulu, siapa berbuat salah harus dihukum.

2.Batara Surya
 Sifat Batara Surya adalah tenang penuh welas asih, tidak perlu marah untuk membuat seluruh rakyat dan prajurit berbuat ebajikan.

3.Batara Bayu
 Sifat Batara Bayu adalah berbudi pekerti luhur, sambil berlaku wajar, dapat mengetahui rakyat ataupun prajuritnya yang berlaku jahat dan bertingkah laku utama.

4. Batara Kuwera
 Sifat Batara Kuwera adalah bijaksana, penuh kepercayaan kepada pimpinan dan bawahan, "nora ngalem nora nutuh" artinya tidak mudah mengeluarkanpujian tetapi juga tidak mudah mengeluarkan celaan.

5.Batara Baruna
 Sifat Batara Baruna adalah waspada, sekalipun tidak tiap hari digunakan belajar, menggunakan senjata adalah penting termasuk senjata ilmu, kecuali "bisa basuki ing laku" atau selama perjalanan hidupnya aman, juga " guna-guna kagunan kabeh ginelung" artinya menghadapi penggunaan ilmu apa saja oleh pihak lain dapat mengatasi.

6. Batara Yama
 Sifat Batara Yama adalah "rumeksa praja" atau menjadi pengawal utama atau bayangkara negara, nusa, dan bangsa. didalam dunia keprajuritan harus tidak terdapat mereka yang berbuat jahat." kang ala tinundhung" artinya kalau terdapat yang berbuat jahat harus di usir.

7. Batara Candra
 Sifat Batara Candra adalah " apura sara naniro"artinya bersifat penuh maaf , tutur katanya menimbulkan ketentraman batin rakyat dan prajurit, ada tertawa ada tersenyum.

8. Batara Brama
 Sifat Batara Brama adalah " Rumeksa gung anom, mariksa maring wadya balane, ngelu mules waras lan kawruhi" artinya menaruh perhatian yang sebesar besarnya atas anak-anak muda, memperhatikan kehidupan prajurit, mengetahui apakah mereka sakit atau tidak.

itulah sifat-siafat yang tidak boleh ditinggalakan jika menjadi pemimpin... meskipun tidak menjadi pemimpin, alangkah baiknya jika sifat-sifat itu bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Saturday, 15 March 2014

candi gedhong putri dan gua maling aguna Candipuro



Foto foto diatas adalah foto yang diambil di Candi Gedhong Putri yang terletak di Desa SumberWuluh kecamatan Candipuro Lumajang Jawa Timur.
sebuah candi yang menurut saya sangat malang karena keterlambatan perhatian dari pemerintah untuk menyelamatkan situs sejarah yang dikatakan merupakan sebuah candi pertama yang berdiri di daerah Lumajang.
Menurut Bapak Mansur Hidayat, candi Gedhong Putri ini merupakan candi yang dihuni oleh Putri Nararya Kirana, seorang putri yang diutus menjadi seorang adipati di dareah yang dulu bernama Lumajang.
Sungguh amat disayangkan, kerusakan candi ini sudah lebih dari 60% dan baru dirawat. padahal , menurut bapak Gaguk seorang guru sejarah, jika kerusakan suatu tempat bersejarah sudah lebih dari 60%, maka tempat tersebut harus dimusnahkan. Seandainya Pemerintah Kabupaten Lumajang merawat Candi ini lebih awal, mungkin kerusakan yang terjadi dapat diminimalisir. sebagaimana yang pernah saya baca, beberapa puluh tahun yang lalu, saat seorang penulis masih kecil, candi ini masih berdiri bahkan disamping candi ini terdapat sebuah kolam.
tapi yang saya temui disana, hanyalah sebuah tragedi yang sangat malang.
kolam mand putri yang seharusnya terawat, justru tidak ada yang memperdulikan hingga hanya menjadi kubangan tak berpenghuni. sangat mengenaskan.... ><

gambar ini adalah gambar lingga yang terdapat di kompleks candi Gedhong Putri.
Menurut guru sejarah saya, Lingga ini adalah salah satu jenis Lingga terbaik di Indonesia karena begitu halusnya. Jujur saya akui, sempat terlintas dalam pikiran saya waktu itu jika lingga ini terbuat dari semen. namun sekali lagi, Lingga itu terbuat dari batu yang diukir. Lingga sendiri merupakan lambang dari kesuburan wanita. Biasanya Lingga ditemani oleh Yoni yang merupakan lambang kejantanan laki-laki. namun, dewasa ini banyak Lingga yang 'ditinggalkan" oleh Yoninya. 



Ini adalah gambar yang diambil di Gua Maling Aguna
Menurut cerita, Gua ini digunakan oleh seorang kesatria untuk menculik seorang putri, Zaman dahulu, ada sebuah sayembara dimana dicari seorang kesatria yang bisa menculik sang putri tanpa diketahui. dan salah seorang ksatria tersebut membuat gua ini untuk menculik sang putri dan berhasil memenangkan sayembara tersebut.
baru baru ini, saya mendengar bahwa Gua ini ternyata sambungan dari Gua yang berada di desa Siluman.
entahlah, saya belum kesana untuk membuktikan.
Jika ada yang berminat untuk kesini, akan saya bari tahu tempatnya.
lokasinya tepat dibelakang pasar Candipuro. Di belakang Pasar ada sebuah toko. Anada harus meminta izin pada pemilik toko untuk masuk karena Gua ini terletak di dalam salah satu halaman belakang rumah penduduk Candipuro.

Biting,Emang Ada Apa?

 

Dulu,pertama kali saya tahu tentang Biting,adalah ketika saya masih SD.
sejak saat itu,saya jadi terobsesi kepada Biting dan Obsesi itu semakin menggila saat SMA sekarang.
Hari Sabtu kemarin,tanggal 05 September 2013,dengan modal nekad dan uang seadanya,sepulang sekolah saya bersama seorang teman saya,Roziatul Khoiriyah pergi ke Biting naik bus.
Awalnya kami bukan ingin ke Biting,tapi ke Selokambang untuk mengikuti penialian olahraga,namun,ntah karena apa hal itu dibatalkan.Jadi,berhubung kami berdua memiliki uang,jadi kami berdua pergi ke Biting hanya untuk memuasakan hasrat kami tentang sejarah Lumajang.
Kami berdua yang sama sekali belum pernah menginjak Biting yang meskipun jaraknya tidak terlalu jauh dari wilayah kami,hanya bisa berdo'a dalam hati agar bisa pulang dengan selamat.
Dengan mengandalakn petunjuk yang sempat saya baca difacebook dulu,saya mengatakan pada kernet busnya agar berhenti di Biting.
Setelah turun,kami maih bingung,apa benar ini jalannya?
akhirnya diputuskan,saya bertanya pada abang tukang becak dipinggir jalan.
"numun sewu,niki dalan seng bade teng Situs biting ta?"tanya saya.(permisi,ini jalan mau ke Situs Biting kah?).dan dijawab dengan kata iya oleh si abang tukang becak tadi.
alangkah bersyukurnya saya dan teman saya karena tidak jadi tersesat.
Kami pun berjalan menyusuri jalan,baru beberapa meter,ada musium Situs Biting disamping jalan,(meski sebenarnya keadaannya tidak cocok disebut sebagai museum)kami pun tidak menunggu lebih lama lagi untuk memasukinya.
berada didalam sana,kami berdua terutama saya benar-benar seperti orang kemaruk yang baru tahu benda bersejarah (meski hal itu adalah sebuah kebenaran).didalam sana terdapat sisa-sisa peninggalan kerajaan Lamajang Tigang Juru yang masih tersisa dan ditemukan.
Dulu,saya punya impian ingin membeli kaos yang dijual disana,pas saya tanya,ternyata harganya Rp.50.000,hih,dapat darimana saya uang sedang ini cuma cukup ongkos pulang.
Setelah puas melihat benda bersejarah yang sebenarnya ingin kami foto tapi tidak ada satupun dari kami yang membawa hp karena Hp kami berdua tertinggal dirumah,kami melanjutkan perjalanan.
ditemani pohon pohon rindang ditepi jalan,kami terus melangkah hingga akhirnya kami sampai di Petilasan Arya Wiraraja.
Sesampainya disana,makam tersebut ternyata cukup ramai pengunjung.Bahkan,ada tata cara untuk masuk kedalam makam dan tata tertibnya.
kami berduapun masuk dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.
Sampai didalam,kami terpesona.
berada didepan makam Raja Lamajang Tigang Juru jaman dulu,membuat kami khususnya saya teringat dengan kisah-kisah sejarah yang ada di Lumajang dan tentang jasa-jasa Arya Wiraraja pada Bumi Majapahit dan Syaekh Abdur Rahman pada penyebaran islam di Lumajang.
Setelah puas dimakam,kami berencana akan langsung menuju benteng.Namun,kami tidak tahu jalannya.Dengan segenap keberanian yang saya pinya,saya memberanikan diri untuk bertanya pada salah seorang pengunjung tentang letak benteng Biting yang menurut penuturannya ternyata benteng tersebut terletak di belakang makam dan untuk menuju kesana,cukup mengikuti jalan saja.
Baru saja kami hendak melanjutkan perjalanan,terdengar adzan berkumandang.Dengan bingung,kami bertanya dimana letak mushola terdekat dan jawabannya sangat mengejutkan."Musholanya baru mau dibangun,dek".dengan terbengong-bengong kamipun menanyakan letak masjidnya,beruntung masjid itu tidak terletak begitu jauh.
Selesai sholat,kami membeli berbagai macam makanan sebagai bekal untuk kami makan di Benteng nanti.
Kamipun mengikuti petunjuk dengan m,engikuti jalan disamping makam.Saya kira jalannya tidak terlalu jauh,ternyata cukup jauh juga.Jalan ini sudah ditandai dengan bunga yang ditanam disepanjang jalan yang akan menuju ke situs.
Sampai disitus,ternyata ada 2 orang pria.
kamipun langsung naik keatas.Sampai diatas,sungguh tak terduga saudara-saudara,sepatu saya jebol alias rusak.Hal itu otomatis memaksa saya untuk nyeker.melihat dua orang pria dibawah,saya nekad turun kebawah lagi untuk mencoba bertanya beberapa pertanyaan kepada mereka.kata teman saya sich,saya macak-macak jadi wartawan.hahaha....
dari percakapan dengan bapak itu,saya jadi tahu kalau sungai disamping benteng yang mengelilingi desa ini adalah Sungai Bondoyudo dan benteng ini akan segera dibangun dan masih akan terus dilakukan penggalian.betaapa saya senang dengan hal itu.
waktu menunjukkan pukul 16.30,dan kami harus segera pulang.
kami terutama saya yang saat itu tengah nyeker benar benar harus berjuang karena kami lelah.
sampai dijalan besar,kami masih harus menunggu bus antar kota yang akan lewat dan itu sangat lama.
karena bosan kami memutuskan menunggu sambil berjalan dengan membaca sholawat seadanya.Bukan apa-apa sich,cuma untuk mengurangi kadar kebosanan.Setelah sekitar 1km kami berjalan,rasa lelah semakin menjadi dan kaki saya mulai terasa sakit.
Dengan membuang ego kami sebagai wanita jauh-jauh,saya memberanikan diri menyetop sebuah mobil yang melaju kearah yang kami tuju.tidak perlu sampai ke tempeh,cukup ke lampu merah.
Syukurlah,setelah mencoba sekitar 3 kali,akhinya ada sebuah mobil yang bersedia berhenti dan mengantar kami berdua ke gladak merah,suatu tempat yang ridak jauh dari lampu merah.
dari sana,kami naik kol ke tempeh.
kami sampai Tempeh ketika adzan magrib telah berkumandang hingga kami putuskan untuk mampir ke masjid untuk mengambil hadiah yang telah Tuhan berikan kepada kami.setal itu,barulah kami berdua berpisah dan pulang kerumah masing-masing dengan selamat.
Saya pulang membawa 1 pertanyaan,Di Situs Biting,semua batu bata peninggalannya memiliki ukiran.Yang menjadi pertanyaan saya adalah Apakah mereka pada zaman dahulu mengukir batu bata itu satu per-satu?
Adakah yang bisa membantu menjawab????

Sungai Mujur,bukannya cuma buat nambang pasir?

Sungai Mujur,bukannya cuma buat nambang pasir?

Adakah diantara  teman-teman semua yang mengenal Sungai Mujur?

 Yang terletak di Desa Lempeni ini dikenal dengan aktivitas penambangan pasirnya,apalagi ketika musim penghujan.
Lalu bagaimana jika sedang musim kemarau?Apakah aktivitas penambangan pasir yang menjadi mata pencaharian sebagaian besar  masyarakat sekitar sana tetap berlangsung?
rmengerjakan tugas kesenian,yaitu membuat sketsa.
Dengan membawa tas sekolah yang berisi buku-buku,saya pergi kesana dengan jalan kaki ketika sholat Shubuh sudah selesai.
Saya berjalan dan berjalan,walau lelah,tapi keinginan saya untuk pergi kesana sangat besar,dan keinginan besar tadi ternyata mendapat b alasanyang setimpall.Saya sampai disana tepat waktu,yaitu ketika matahari menyinari Gunung Semeru yang terletak disebelah barat Sungai Mujur.Pemandangan yang benar-benar indah ditambah dengan udara yang begitu segar.


Sebenarnya,selain berfungsi sebagai tempat mencar i rupiah bagi masyarakat,Sungai Mujur juga berfungsi sebagai tempat rekreasi terutama ketika hari minggu tiba,seperti halnya hari kemarin.
Setelah puas melihat pemandangan dari atas jembatan,saya memutuskan untuk turun meskipun sebenarnya tidak benar-benar turun.
Dibawah,saya segera mengeluarkan kertas untuk membuat sketsa.Awalnya berjalan lancar sampai seorang laki-laki menghampiri saya dan mengajak saya bicara.Benar-benar mengganggu….-_-
Dengan berat hati kemudian,saya putuskan untuk meninggalkan tempat saya menggambar dengan alasan sudah selesai.
Saya pun turun ke sungai dan melihat seorang bapak-bapak yang sedang menambang pasir disungai.


Sok sokan jadi wartawan,sayapun mencoba untuk bertanya-tanya seputar aktovitas penambangan pasir yang katanya sangat sulit jika tidak ada hujan,karena jika sedang tidak hujan,untuk mendapatkan pasir mereka harus mngangkat batu-batu didasar sungai agar pasir pasir yang mengendap sidasar sungai bisa terngkat.
sungguh ironis,penambangan pasir yang membuat aor liur pasa investor menetes,malah tidak mampu mensejahterakan para penambangnya sendiri.